Karakteristik Jasa
Jasa,,, Berbicara tentang jasa tentu kita sudah tau apa itu jasa.saat ini perkembangan
pemasaran jasa sangatlah cepat, tidak hanya pemasaran produk saja yang berkembang saat ini,namun telah
banyak pula jasa-jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen.Dalam kehidupan
sehari-hari tentu tak pernah luput dari yang namanya produk dan jasa yang kita
gunakan setiap harinya.Misal, kita berangkat kerja menggunakan jasa angkutan
umum menuju ke kantor,makan di restaurant,ke salon dan sebagainya.Tanpa kita
sadari betapa pentingnya jasa dalam kehidupan sehari-hari kita ,maka tak heran
jika pemasar saat ini memanfaatkan peluang usaha dibidang jasa.
Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian jasa tersebut.
Menurut
Phillip Kotler jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan
oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa
juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Sedangkan
pengertian jasa menurut Adrian Payne adalah segala aktivitas ekonomi
yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan
dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen
atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer
kepemilikan. Perubahan daiam kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa
bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.
Adapun
pengertian jasa menurut Christian Gronross adalah suatu proses yang terdiri
atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya(namun tidak harus selalu)
terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan
jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang
disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan". Interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak
yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi
di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.
Dari beberapa definisi jasa tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang
hasilnya bukan merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau
kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi pelanggan.Didalam jasa
selalu ada aspek interaksi antara pemberi jasa dan pihak pelanggan, meskipun
pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan merupakan barang
yang berwujud melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.
Adapun Macam-macam jasa menurut converse
(1992;233) yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
I. Personalized services
Personal services adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur, salon kecantikan, laundry, foto. Sementara itu, yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain adalah, lokasi yang baik, menyediakan fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama baik yang bersangkutan. Dalam marketing personal services diusahakan supaya timbul semacam patronage motive yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contohnya patronage ini bisa timbul di dalam usaha laundries, karena kebersihan, layanan yang ramah tamah serta baik, dan sebagainya.
2. Financial services
Financial services terdiri dari:
a) Banking services (Bank).
b) Insurance services (Asuransi).
c) Investment securities (Lembaga penanaman modal).
d) Public utility and Transportation services.
Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya perusahaan listrik, air minum. Para pemakainya terdiri dari: Domestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office (perkantoran dan perdagangan), Municipalities (kota praja, pemda).
Sedangkan dalam transportation services, meliputi: angkutan kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dsb. Pelayanan disini ditujukan untuk angkutan penumpang dan angkutan barang.
3. Entertainment
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem penyaluran langsung dimana karcis dijual di loket-loket.
4. Hotel services
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya.
I. Personalized services
Personal services adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur, salon kecantikan, laundry, foto. Sementara itu, yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa antara lain adalah, lokasi yang baik, menyediakan fasilitas dan suasana yang menarik, serta nama baik yang bersangkutan. Dalam marketing personal services diusahakan supaya timbul semacam patronage motive yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contohnya patronage ini bisa timbul di dalam usaha laundries, karena kebersihan, layanan yang ramah tamah serta baik, dan sebagainya.
2. Financial services
Financial services terdiri dari:
a) Banking services (Bank).
b) Insurance services (Asuransi).
c) Investment securities (Lembaga penanaman modal).
d) Public utility and Transportation services.
Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya perusahaan listrik, air minum. Para pemakainya terdiri dari: Domestic consumer (konsumen lokal), Commercial and office (perkantoran dan perdagangan), Municipalities (kota praja, pemda).
Sedangkan dalam transportation services, meliputi: angkutan kereta api, kendaraan umum, pesawat udara, dsb. Pelayanan disini ditujukan untuk angkutan penumpang dan angkutan barang.
3. Entertainment
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha dibidang olahraga, bioskop, gedung-gedung pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem penyaluran langsung dimana karcis dijual di loket-loket.
4. Hotel services
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya.
Karakteristik Jasa
Intangibility (tidak berwujud)
Jasa tidak bisa dilihat dan
dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia
jasa. Konsumen juga tidak bisa memprediksikan apa hasil yang akan diperoleh
dengan mengkonsumsi jasa kecuali setelah membelinya. Seorang pasien tidak akan
tahu apakah nasihat dokter itu berhasil kecuali setelah ia melakukan konsultasi
dan mengikuti apa yang dinasehatkan.
Beberapa karakter dari intangibility adalah:
-Suatu jasa baru bisa dirasakan
ketika jasa tersebut disampaikan kepada konsumen.
-Suatu jasa kadang terasa sulit
dipahami konsumen.
- Suatu jasa sulit kadang sulit
untuk dijelaskan kepad konsumen
- Penilaian akan kualitas sulit
ditentukan oleh konsumen
- Harga sulit untuk ditentukan
Karena tidak berwujud, konsumen biasanya melihat tanda-tanda dan sesuatu yang bisa dilihat atau dirasakan untuk bisa menilai kualitas suatu jasa. Mereka akan melihat kualitas dari para pegawainya, peralatan, tempat, simbol, dan juga harga yang bisa mereka rasakan.
Tugas pemasaran adalah bagaimana hal-hal yang tidak terwujud itu bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk dan wujud yang bisa menunjukkan kualitas jasa. Para pemasar bisa melakukan beberapa hal:
•Visualisasi, yaitu penggambaran bagaimana suatu jasa diberikan kepada konsumen. Misalnya dengan penggambaran tentang kenyamanan dan kenikmatan suatu hotel, kenikmatan melakukan penerbangan, dan lain-lain sehingga konsumen bisa mendapatkan gambaran.
•Asosiasi, yaitu mengaitkan jasa
yang ditawarkan dengan profil seseorang, objek, ataupun tempat.
•Representasi Fisik, dengan memperlihatkan gedung, fasilitas, dan berbagai hal yang mendukung jasa yang disampaikan.
•Representasi Fisik, dengan memperlihatkan gedung, fasilitas, dan berbagai hal yang mendukung jasa yang disampaikan.
•Dokumentasi, sertakan berbagai
penghargaan, catatan kepuasan pelanggan, sehingga menumbuhkan kepercayaan
pembeli.
Untuk menunjukkan bahwa lembaga pendidikan mempunyai kualitas yang baik misalnya, pengelola bisa menunjukkannya melalui kualitas yang bisa dilihat oleh konsumen, di antaranya:
•Gedung dan berbagai fasilitas di dalamnya. Apakah terlihat cukup nyaman, baik, dan memenuhi persyaratan untuk belajar.
•Penampilan dan kualitas dari
pegawai dan dan tenaga pengajarnya. Tenaga pengajar dengan pendidikan memadai
dan pegawai yang profesional dalam melayani calon murid/mahasiswa akan sangat
membantu konsumen untuk menilai kualitas lembaga pendidikan tersebut.
•Materi iklan dan komunikasi pemasaran lain seperti brosur, leaflet, pamflet, website, dan lain-lain.
•Harga. Konsumen akan melihat kualitas yang ditawarkan dibandingkan dengan harga yang harus ia bayarkan.
•Materi iklan dan komunikasi pemasaran lain seperti brosur, leaflet, pamflet, website, dan lain-lain.
•Harga. Konsumen akan melihat kualitas yang ditawarkan dibandingkan dengan harga yang harus ia bayarkan.
Inseparability (tidak terpisahkan)
Sebuah jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Sebuah produk yang ada secara fisik biasanya diproduksi di pabrik, didistribusikan oleh distributor, ke toko dan baru dikonsumsi oleh konsumen. Pada jasa, faktor penyedia jasa (orang) langsung berperan dalam produksi jasa. Karena konsumen juga menjadi salah satu faktor penting dalam proses penyediaan jasa, interaksi yang baik antara penyedia jasa dan konsumen menjadi faktor yang sangat penting. Karena itu, terkadang kualitas sebuah jasa tidak hanya ditentukan oleh faktor kualitas dari penyedia jasa, tetapi juga oleh kesungguhan dan komitmen dari konsumen.
Karakter dari inseparability adalah:
• Konsumen harus berpartisipasi
dalam proses produksi jasa.
• Suatu jasa yang disampaikan
terikat dengan satu penyedia jasa
• Jumlah jasa yang diberikan
tergantung dari penyedia jasa
Pada sektor pendidikan misalnya, kesuksesan proses belajar-mengajar tidak hanya ditentukan oleh kualitas tenaga pengajar dan fasilitas yang baik, tetapi juga oleh kesungguhan dan komitmen dari murid/mahasiswa untuk belajar.
Karena itu, untuk mempertahankan kualitas dan memberikan jasa terbaik buat konsumen, pemasar perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut:
•Pelatihan berkelanjutan tentang
kualitas, kebijakan, dan teknik produksi.
• Lokasi yang banyak, website dan
email untuk kemudahan konsumen
• Pelatihan untuk pegawai
frontliner dan manajemen komplain pelanggan
• Ambil pegawai yang berkualitas
dan mengetahui pemasaran
Variability (tidak ada standar)
Suatu jasa biasanya sulit dibuat
standar kualitasnya, karena masing-masing mempunyai standar proses
sendiri-sendiri tergantung kualitas dari proses internal penyedia jasa.
Walaupun demikian, sedapat mungkin sebuah organisasi/perusahaan penyedia jasa
seyogyanya membuat standar layanan agar kualitas jasanya bisa lebih dikontrol.
Karakter jasa dalam hal ini adalah;
•Jasa tidak bisa disampaikan dalam kondisi yang sama.
•Kualitas yang tidak sama
menambah potensi resiko pada konsumen
• Perusahaan perlu mengurangi
resiko pelanggan dengan memberikan jaminan kualitas, misalnya kartu garansi.
Kotler menyebut tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol kualitas pelayanan:
1.Melakukan seleksi pegawai yang baik dan meningkatkan keterampilan mereka melalui berbagai pelatihan.
2. Melakukan standarisasi proses
layanan pada seluruh organisasi. Ini bisa dilakukan dengan menentukan “cetak
biru layanan“ (service blue print) berisi seluruh alur proses penyediaan jasa
mulai dari awal hingga akhir untuk memudahkan pengecekan kualitas setiap
proses.
3. Memonitor kepuasan pelanggan melalui survey, feedback form, dan tanggapan serta keluhan pelanggan sehingga kualitas pelayanan yang kurang baik bisa dideteksi.
3. Memonitor kepuasan pelanggan melalui survey, feedback form, dan tanggapan serta keluhan pelanggan sehingga kualitas pelayanan yang kurang baik bisa dideteksi.
Perishability (tidak bisa disimpan)
Berbeda dengan produk, suatu jasa tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dan tidak bisa disimpan. Efeknya pada pemasaran terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa untuk melakukan persiapan. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa untuk melakukan strategi pemasaran.
Untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang sering mengakibatkan kelebihan supply, pemasar bisa melakukan beberapa hal:
•Meningkatkan penjualan dengan
personal selling kepada klien baru pada saat permintaan menurun.
•Meningkatkan penjualan produk dan jasa baru kepada klien yang sudah ada pada saat permintaan menurun.
•Meningkatkan penjualan produk dan jasa baru kepada klien yang sudah ada pada saat permintaan menurun.
•Harga lebih tinggi saat
permintaan naik, dan lebih rendah saat permintaan turun.
•Pakai sistem reservasi untuk
menjual jasa di muka
•Pelatihan antar divisi berbeda
untuk memenuhi permintaan yang tinggi.
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Jasa
Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi perkembangan industri jasa. Beberapa di antaranya adalah:
• Perubahan regulasi pemerintah. Beberapa contoh di antaranya adalah: jasa telekomunikasi yang dulu dimonopoli Telkom sekarang ini perusahaan swasta (Indosat) boleh masuk, dan bahkan di bisnis telepon seluler tidak ada monopoli. Jasa asuransi kesehatan, tenaga kerja dan pensiun yang dulu harus melalui Jamsostek sekarang ini bisa dilakukan oleh perusahaan swasta. Perubahan regulasi ini menumbuhkan sektor jasa yang cukup cepat.
• Perubahan regulasi pemerintah. Beberapa contoh di antaranya adalah: jasa telekomunikasi yang dulu dimonopoli Telkom sekarang ini perusahaan swasta (Indosat) boleh masuk, dan bahkan di bisnis telepon seluler tidak ada monopoli. Jasa asuransi kesehatan, tenaga kerja dan pensiun yang dulu harus melalui Jamsostek sekarang ini bisa dilakukan oleh perusahaan swasta. Perubahan regulasi ini menumbuhkan sektor jasa yang cukup cepat.
• Tumbuhnya berbagai asosiasi profesional seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan berbagai asosiasi lain yang mendorong tumbuhnya berbagai perusahaan profesional.
• Komputerisasi dan perkembangan
teknologi.
• Tumbuhnya waralaba di berbagai
sektor dan industry
• Tumbuhnya lembaga pembiayaan
dan lembaga penyewaan
• Globalisasi
Perkembangan Pendidikan Sebagai Industri
• Globalisasi dan Perkembangan Teknologi
• Pergantian Status Universitas
Negeri Menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN)
• Tumbuhnya Waralaba Pendidikan
Asing
• Tumbuhnya Berbagai Sekolah
Unggulan
• Kerjasama Pendidikan Asing
Dengan Pendidikan Dalam Negeri
• Tumbuhnya Berbagai Kursus dan
Program Luar Sekolah
• Tumbuhnya Jasa Pendaftaran
Pendidikan Ke Luar Negeri
3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena
merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan
jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal
ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan
konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten
dalam hal sikap dan perilakunya.
4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau
kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu
saja karena tidak bisa disimpan.
5. Lack of Ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa
dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan
dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau
menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya
kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan).